PENDARAHAN
DI LUAR HAID KARENA POLIP
- LAPORAN PENDAHULUAN PENDARAHAN di LUAR KARENA POLIP
- HIPERMENOROE
- PENGERTIAN:
Pendarahan di luar haid
(hipermenorea) ialah pendarahan haid yang lebih bayak dari noramal atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari). Merupakan perdarahan yang terjadi diluar haid
dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genitalia
Pada haid
normal, jumlah darah yang keluar tidak lebih dari 40 ml dan berhenti setelah
proses pengelupasan endometrium berakhir.
Perdarahan
terjadi dalam masa antara 2 haid. Perdarahan ini tampak terpisah dan dapat
dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu; yang pertama
dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia.
- PENYEBAB

a) serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, karsinoma sevisis uteri.
b)
Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang
berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio
uteri, karsinoma korporis, uteri, sarcoma uteri, mioma uteri.
c) Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba;
d) Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium.
c) Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba;
d) Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium.

Perdarahan
dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organic dinamakan
perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap
umur antara menarche dan menopause.
- PATOLOGI
Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus liteum. Akibatnya terjadilan hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penjelasan ini masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus perdarahan disfungsional.
Pembagian endometrium dalam endometrium jenis non sekresi penting artinya, karena , karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar dari yang uvoltoar, klasifikasi ini mempunyai nilai-nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar, gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuscular, vasomotorik, atau hematoogik, yang mekanismenya be,um seberapa dimengerti, sedangkan perdarahan anovulaoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin.
- GAMBARAN
KLINIK
a. Perdarahan ovulatoar
Perdarahan
ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus
pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea), perdarahan ovulatoar perlu
dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama
dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi.
Perdarahan
berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus
dipikirkan sebagai etiologinya :
1. Korpus
leteum persistens; dalam hal ini dijumpai perdarahan kedang-kadang bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus dibedakan
dari kehamilan ektopik.
2. Insifisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea
3. Apopleksia uteri; pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
2. Insifisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea
3. Apopleksia uteri; pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
4. Kelainan
darah; seperti anemia, purpura trombositopenik, dan gangguan dalam mekanisme
pembekuan darah.
b. Perdarahan anovulatoar
Stimulasi dengan
estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunnya kadar estrogen di
bawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklis,
kadang-kadang tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen ada sangkut
pautnya dengan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif.
- DiAGNOSIS
Perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea/amenorea, sefat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan dan sebagainya. Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti kearah penyakit yang bersangkutan.
- PENANGANAN
Pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi transfuse darah. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus incomplete, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid.
Dapat diberikan :
- Estroten dalam
dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan
berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipriopionas estradiol 2,5
mg, atau benzoas estradiol1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. keberatan
terapi ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul
lagi.
- Progesteron:
pertimbangan disini adalah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional
bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesterone mengimbangan
pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas
hidrokksi-progesteron 125 mg, secara intramuscular, atau dapat diberikan
per os sehari norethondrone 15 mg atau asetas medroksi-progesteron
(Provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita dalam
masa pubertas.
- . POLIP
- PENGERTIAN
Polip adalah pertumbuhan bertangkai vaskular jinak yang biasanya muncul
pada endometrium serviks dan menonjol melebihi ostium uteri eksternaum. Polip
lazim menyebabkan pendarahan serviks, karena ujungnya cenderung mudah berdarah
pada sentuhan (pencuncian atau sanggama). Polip juga sering berdarah beberapa
hari setelah atau sebelum haid.
Polip-polip
kandungan adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang terlalu cepat, atau
tonjolan-tonjolan yang tidak berbahaya dari jaringan normal yang melapisi
kandungan kedalam rongga kandungan. Polip-polip mungkin juga ditemukan pada
cervix kandungan. Polip-polip biasanya melekat pada kandungan yang mendasarinya
dengan dasar atau batang, dan mereka bervariasi dalam ukuran. Polip-polip hanya
jarang mengandung sel-sel kanker. Mereka adalah paling umum pada wanita-wanita
berumur 40an.
- GEJALA
Polip-polip
kandungan mungkin tidak menghasilkan segala gejala-gejala. Bagaimanapun,
beberapa wanita-wanita mungkin mengalami:
·
perdarahan vagina yang tidak beraturan,
·
perdarahan setelah hubungan seksual,
atau
·
perdarahan menstruasi yang berat.
- DIAGNOSA
Adakalanya,
polip-polip keluar melalui mulut cervix (leher rahim) sehingga mereka terlihat
sewaktu pemeriksaan speculum, seperti sewaktu pap smear. Diagnosis adalah
dengan ultrasound atau pemeriksaan dibawah mikroskop dari jaringan yang
dikeluarkan sewaktu sampling (pengambilan contoh) kandungan. Diagnosis dapat
juga dibuat dengan hysteroscopy, pemasukan dari scope yang mengizinkan
visualisasi dari rongga kandungan dari dalam. Adalah seringkali mungkin untuk
mengeluarkan polip-polip sewaktu prosedur ini. Curettage, prosedur
dimana lapisan kandungan dikeluarkan, dapat digunakan untuk menyembuhkan
polip-polip endometrial pada kebanyakan kasus-kasus.
·
Tes Sitologi serviks (Apusan
Pap): Apusan sitologi serviks dan sambungan skuamolummer dan endoserviks sangat
bermaat untuk evaluasi penyakit serviks yang tidak terlihat. Gambaran dysplasia
atau kemungkinan keganasan menunjukkan kebutuhan untuk evaluasi diagnostic tambahan.
·
Biakan serviks: memberikan
diagnosi bakteriologi spesifik bila diduga gonorre atau bila terlihat secret
purulen.
·
Kolposkopi : sering dianjurkan
untuk evaluasi lesi pada serviks yang mencurigakan atau apusan sitologi yang
abnormal.
·
Biopsi : memberikan diagnosis
histologi definitive. Biopsi yang diarahkan dengan kolkoskopi ditambah kuretase
endoserviks dpat menyingkirkan atau memastikan keganasan serviks.
- MACAM-MACAM POLIP

Polip yang berukuran kecil,
tumbuh tumbuh di muka serviks atau pada saat endoservik dan menonjol pada mulut
serviks. Polip serviks adalah proliferasi local mukosa servikal yang muncul
sebagai lesi lunak, merah, ludah berdarah, yang biasanya menggantung. Lesi ini
biasanya bertingkai pendek tetapi dasar
yang lebar.ujungnya bertangkai berasal dari mukosa intraservikal tapi dapat
pula tumbuh dari portio.
·
MAKROKOSPIS
Ini biasanya hanya berdiameter beberapa millimeter
tetapi dapat mencapai beberapa sentimeter, dapat tunggal atau multiple dan
rapuh kadang-kadang tangkainya jadi panjang dan menonjol dari introitus. Kalau
asalnya dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang
tebal. Vaskularisasai, ulserasi, dan infeksi sekunder menerangkan pendarahan
yang ditimbulkan oleh lesi yang kecil ini. Meskipun keganasan sangat rendah,
karsinoma skuama dan adenokarsinoma dapat berkembang pada polip ini.
·
PENYEBAB
Belum jelas meskipun penampilannya menggambarkan
respon epitel endoservix terhadap peradangan.
·
TANDA dan GEJALA
Polip servix menimbulkan pendarahan pada vagina. Pendarahan pasca coitus atau pada saat pencuciaan merupakan
gejala yang tersering dijumpai. Banyak polip sevix tidak memberikan gejala,
tetapi ada gejala utama adalah dasar diagnose pendarahan intermiten dan
gejala-gajal umum ketiga bentuk abnormal tersebut:
- Leukorea yang sulit disembuhkan.
-
Terasa discomfort dalam vagina.
- Kontak berdarah.
- Terdapat infeksi.
·
. DIAGNOSA
Diagnosisnya dibuat dengan menginspeksi servik. Jika terdapat
perdarahan, harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan, terutama
keganasan serviks dan endometrium. Diagnosis dibuat dengan melakukan inspeksi
pada servik. Diagnosa secara mikroskopis
- Asal/patologi : serviks
- Asal : - servik -
bertangkai
- Identitas : - agak padat - tertutup epitel - Bernanah - Warna
merah
·
PENAGANAN
atau TERAPI
Bila polip mempunyai tangkai
kurus, tangkainya digenggam dengan forsep polip dan diputar beberapa kali
sampai dasar polipnya terlepas dari jaringan servik dasarnya. Bila terdapat
perdarahan pervaginam abnormal, maka diperlukan curettage di RS untuk
menyingkirkan keganasan servik dan endometrium.
TERAPI:
- Dilakukan ekstervasi pada
tangkainya
- Dilakukan curettage
sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan
-Cauterisasi

Polip endometrium menggambarkan
diagnosis dini nyata. Polip yang muncul di daerah endometrium dapat berupa
suatu mioma, karsinoma, karsinokarsinoma, atau hanya suatu hyperplasia
endometrium polipoid,. Histerektomi memberikan diagnosis nyata dan tepat,
tetapi diagnosis patologik hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan histologi.
Sekitar 5 % dari polip
endometrium disertai dengan keganasan, kebanyakan pada pada wanita pasca
menopause. Sebagian besar polip endometrium terdiridari jaringan endometrium
yang benigna dan cukup banyak diantaranya yang asimptomatik. Tetapi sebagian
besar disertai dengan pendarahan abnormal (terutama perdarahan antar haid atau
pasca menopause) terutama kalau polip itu cukup besar untuk menonjol keluar
menembus mulut serviks. Diagnosis danterapi harus berupa D dan C fraksional
dengan menggunakan forsep polip endometrium. Polip endometrium dapat
terlewatkan pada D dan C yang tidak dilakukan dalam hubungannya dengan
histerektomi.
5.
PENATALAKSANAAN
Dapat diavulsi dengan
memutar tangkai lepas dari perlekatannya ke endoserviks. Dengan pedikel yang
lebar maka titik perlekatan diklem dan ikatan dibuat antara klem dan serviks.
Polip yang dieksisi dikirimkan ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan
mikroskopi. Jika tangkainya lebar atau ada riwayat pendarahan yang abnormal
maka pengangkatan dalam kamar operasi lebih disuka
DAFTAR
PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21.
Jakarta: Kebidanan ECG
Mochtar, Rustam. 1989. Sinopsis Obstetri.Jakarta: ECG
Prawiroharjo, Sarwono.2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Varney, Helen Dkk.2007. Buku4 Ajar Asuhan Kebidanan ed. 4 vol. Jakarta:ECG
Manuaba, Ida Bgus Gede. 1999. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta :Arcan
http://www.frenszone.com/blogs.php?action=show_member_post&ownerID=39025&post_id=4358
http://www.drdidispog.com/2008/07/polyp-cervix-polip-serviks.html
Komentar
Posting Komentar