PERDARAHAN DI
LUAR HAID KARENA EROSI PORTIO
I.
Pengertian
Erosi portio adalah suatu
pendarahan pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada sotium
uteri eksternum (Sarwono, 1999).
Erosi portio atau pseudo erosi yaitu terkelupasnya
epitel silindris akibat rangsangan dari luar dan digantikan dengan epitel
gepeng pada kanalis servikalis, erosi ini nampak sebagai tempat merah menyala
dan agak mudah berdarah (Sulaiman, 1997).
Erosi yaitu perlukaan di ujung leher rahim (portio
uteri). Lengkapnya disebut erotio portiones (istilah itu sudah jarang
digunakan).
II.
Etiologi
Penyebab erotio portiones adalah iritasi yang
terus-menerus terhadap portio uteri. Umumnya, hal itu terjadi karena infeksi.
Pada akseptor KB IUD (spiral), penyebab gangguan tersebut adalah rangsangan
oleh benang IUD terhadap portio uteri. Selain itu ada penyebab lain yaitu pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat,
trauma.
Ada beberapa keluhan yang sering muncul gara-gara erotio
portiones. Antara lain, keputihan yang tak kunjung sembuh, rasa berat di
daerah panggul (terasa seperti ada yang mau jatuh), dan seringnya perdarahan
setelah berhubungan suami istri.
III. Patofisiologi
Proses terjadinya erosi portio
dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.
IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat
membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi
denaturasi / koalugasi membran sel dan terjadilah erosi portio.
Bisa juga dari gesekan benang
IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis
terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat
menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret
vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah
erosi portio.
Dari semua kejadian erosi
portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
IV.
Gejala erosi portio
Pasien dengan erosi portio pada umumnya datang pada
stadium lanjut, dimana didapatkan keluhan seperti keputihan disertai darah,
keputihan yang berbau, perdarahan berkelanjutan, dan disertai metastase dimana
stadium pengobatan ini tidak memuaskan. Selain itu juga dapat dilihat pada
portionya sbb :
a.
Adanya fluxus
b.
Portio terlihat kemerahan
dengan batas tidak jelas
c.
Adanya kontak blooding
d.
Portio
teraba tidak rata
V.
Komplikasi erosi portio
Terjadi keganasan pada leher rahim (Ca serviks).
VI.
Penanggulangan
a.
Membatasi hubungan suami istri
b.
Menjaga kebersihan vagina
c.
Lama pemakaian IUD harus diperhatikan
VII. Efek
samping penggunaan IUD dan penanggulangannya
a.
Infeksi
1) Gejala :
·
Keluarnya
cairan putih yang baru
·
Nyeri
perut bagian bawah
·
Suhu
≥ 37ÂșC
2) Penyebab
·
Akibat
dari pemasangan tidak sesuai dengan standar baku dan tidak steril.
·
Partner
seksual yang banyak dan lama pemakaian IUD.
3) Penanggulangan
·
Saling
setia pada pasangannya.
·
Lama
pemakaian IUD harus diperhatikan.
4) Pengobatan dengan albotyl vagina 1x selama
satu minggu.
b.
Keputihan
1) Gejala :
Keluarnya cairan jernih, tidak berbau dan
tidak ada gatal dari vagina.
2) Penyebab
Karena adanya reaksi
endometrium.
3) Penanggulangan
·
Menjaga
kebersihan vagina agar tidak lembab
·
Sering
kontrol, jangan kalau ada keluhan saja.
·
USG.
·
Pengobatan
dengan albotyl 36 % nystatisn 1x / minggu.
c.
Ekspulsi
1) Gejala
·
Nyeri
pada keluhan.
·
Terabanya
bagian IUD di dalam vagina.
2) Penyebab
·
Karena
ukuran IUD yang tidak sesuai.
·
Karena
letak IUD yang tidak sempurna.
3) Penanggulangan
·
Melepas
IUD.
·
Pemasangan
yang sesuai standar dan prosedur.
·
Ukuran
IUD disesuaikan dengan ukuran uterus.
d.
Translokasi IUD
1) Gejala
·
Klien
merasakan rasa nyeri yang hebat pada waktu pemasangan.
·
Klien
tampak menyeringai.
2) Penyebab
·
Pemasangan
yang sulit sehingga dilakukan pemaksaan.
·
Pemasukan
inserter dengan arah yang salah.
·
Teknik
pemasangan IUD dengan push ini.
3) Penggulangan
·
Kolaborasi
dengan dokter untuk USG.
·
Angkat
IUD dengan laparotomi.
e.
Rasa mules / nyeri / kram perut
bawah
1) Gejala
·
Nyeri
/ mules / sakit pinggang terutama pada hari pertama sesudah pemasangan.
·
Wajah
klien menyeringai.
·
Nyeri
tekan pada atas sympisis pada adneksa.
2) Penyebab
·
Psikis.
·
Letak
IUD yang tidak tepat.
·
IUD
merangsang pembentukan prostaglandin pada waktu haid.
3) Penanggulangan
·
Beri
konseling pada akseptor.
·
IUD
dilepas bila nyeri hebat.
·
Beri
antibiotik 3x 500 mg/hr selama 1 minggu.
Komentar
Posting Komentar